Selasa, 04 April 2017

_cagey.Rasayangpernahada_



Makassar, 31/03/2017

Kemarin kita bertemu, duduk berseblahan. Aku mencoba memandangmu dengan tatapan yang sama dua tahun yang lalu dan mulai mencoba meraba kedalam hati sambil membuka pintu mencari rasa yang pernah ada itu. Kau terus berbicara dan aku menyimak sambil mencari yang sedari tadi tak ku temukan.  Aku berusaha menggali rasa itu tapi tak bisa kutemukan. Dan aku perlahan ku sadari, memang dulu kau adalah segalanya. Tapi kini, tak bisa lagi kudapati dirimu di ruang hatiku. Semua tak bersisa, serpihan hati yang telah kau porak-porandakan kini tak ada lagi. Semua utuh jadi hati yang utuh nan cantik. Kau tak bisa lagi menyentuhnya apalagi berani untuk mengambilnya. Bahkan, kau tak bisa lagi menemukan kunci untuk masuk kedalamnya. Ku pandangi dirimu, masih sama seperti yang dulu, tak ada yang berubah. Terlalu banyak bicara, membual dan yah menebar pesona kemana-mana.  Dan tak pernah kau sadari bahwa yang duduk diseblahmu adalah wanita yang pernah kau beri mimpi ke atas langit dan kemudian kau hempaskan kedasar bumi. Dan dengan bangganya kau berdiri menggenggam medali yang pernah kita perjuangkan bersama. Sebenarnya bukan kita berdua tapi hanya aku, tapi atas namamu. Ahh... sungguh licik dirimu itu. Kau kembali menawarkan mimpi terbang ke langit dengan roket yang sama dan kau pikir aku percaya itu? kau salah. Baik-baiklah disana, dan jangan lagi menawarkan kebaikan semu pada wanita lainnya. Karena kau tak pernah tahu, Kapan KARMA itu akan datang menguburmu.
#adfa