Kamis, 17 Desember 2015

KETEMUAN (Part 2)

September 2013



Sekitar pukul 1 siang kala itu, setelah melaksanakan sholat dhuhur. Aku duduk di lorong gedung kampus. dekat dari mushallah. Tapi kami lebih senang menyebutnya di bawah 'jembatan'. Jembatan itu menghubungkan gedung yang satu dengan gedung yang satunya lagi. Dan di bawah jembatan itu ada tempat duduk memanjang di sepanjang lorong di bawah jembatan itu. Tempat para mahasiswa bercengkrama atau sekedar duduk saja. Aku yang mengenakan kemeja biru, jilbab yang nuansa kebiruan juga yang senada dengan jilbabku dan celana kain hitam yang tidak terlalu ketat. Sedang duduk dan tertawa lepas dengan K Tirta dan K Shifa. K Tirta berdiri di depan kami sambil tertawa dan bercerita, dia selalu mengeluarkan cerita-cerita lucunya. Kulitnya yang sedikit gelap kontras dengan warna baju kemeja putih yang dia kenakan. Postur tubuhnya yang tinggi dan bongsor itu membuat orang segan berdekatan dengannya padahal sebenarnya dia baik. Tak sengaja ku palingkan wajahku ke arah mushallah, tiba-tiba sosok lelaki berbaju biru berjalan menjauhi mushallah.
 "Ka..." Kataku teriak sambil melambaikan tangan. Beberapa hari yang lalu, dia menghubungiku via facebook. Katanya dia melihatku memakai kerudung merah. Komunikasi yang sempat terputus selama dua tahun itu kembali terjalin. Dia melihatku di kampus Pascasarjana ini. Dan ternyata dia juga kuliah di tempat yang sama dengan ku, cuma kami beda setahun. Mungkin karena saya selesai lebih awal dari beliau jadi dia baru masuk tahun ini.
 Lelaki itu tersenyum dan berjalan ke arahku dan duduk tepat di sampingku. Sejenak kami berdua terdiam. Kaku. Entah kenapa pertemuan ini begitu kaku. Ataukah kita baru ketemu setelah dua tahun lamanya atau entahlah akupun tak tahu.
 "Darimana ki' K?" kataku memecah kekakuan itu.
 "Dari sholat de'?" katanya singkat. Entah kenapa raut wajahnya sedikit memerah.Atau aku ada salah ngomong yah, pikirku.
 "Hari apa kuliah ta K?" Tanya ku lagi.
 "Senin-Selasa de' "
 "Jadi mau mi ki pulang ini K?" tanya ku lagi
 "Ah.. tidak ji juga, mau duduk-duduk dulu 5 menit baru pulang" katanya sambil melihat jam tangannya.
 " Bagaimana pale kabar ta K?" tanyaku lagi agar tidak kelihatan kaku.
 " Alhamdulillah de' baik ji, kita'? tanyanya balik
 "Alhamdulillah baik K" kataku senyum
 "Oh iye pale de' , saya duluan pale" pamitnya
 "Cepat ta pulang K, belum pi ki foto-foto, Oh iya kenalan ki dulu sama teman ku K" ajakku sambil mengenalkan dia dengan K Tirta dan K Shifa. Dan dia pun berlalu pergi. Dia? Siapa lagi kalau bukan Andirga  (Andi Indra Gatang). Sang Ketua rombongan baksos universitas kami kala itu. Dua tahun yang lalu. Kali pertama ketemu setelah  'lose contact' selama ini. Masih tetap sama, sopan, santun dan ramah. Aku berbeda. Dulu waktu di lokasi, asli jaim nya setengah mati. Tak banyak bicara. Tapi tadi justru saya yang banyak melempar pertanyaan. Mungkin dia heran kenapa saya cerewet seperti itu, Padahal yang dia kenal dua tahun lalu sosok itu tak pernah muncul. Sophia. itu namaku. Aku akrab dengan nama 'Ophi'. Tapi banyak juga yang memanggil 'Phia'. 'Whatever' lah apapun itu yang penting orangnya sama.

***
Masih September 2013


Aku memarkir 'Berta' (baca:motor) tak jauh dari Masjid Amirul Mukminin. Tempat ku janjian dengan kakak kesayangan. K Andi Iriani. Seorang perempuan yang aku pun lupa bagaimana aku berkenalan dengannya. Yang jelas aku mengenalnya sejak 2009, dan dia ku jodoh-jodohkan dengan sepupuku. hehehheheheh. K Irin belum datang, kami janjian pukul 4 sore ini. Masih lengkap dengan pakaian ngajar ku, kemeja merah muda dan jilbab yang senada. Selang beberapa menit kemudian K Irin datang dan kami bertukar begitu banyak cerita. Kami seperti kakak adik, begitu akrab dan kami tertawa bersama. Tiba-tiba dia menyebut nama 'Andirga'. Aku hanya tersenyum, aku tahu K Irin kenal baik dengan dia karena asal daerahnya sama.  
 "Lama ma tidak ketemu sama itu anak" kata K Irin sambil menerawang melihat ke arah Pantai Losari.
 "Beberapa hari yang lalu saya ketemu dengan beliau K" sambungku
 "Oh.. di Makassar i sekarang, telpon i supaya kita bisa bertemu bertiga" kata K Irin
 ' Deg' kenapa jantungku berdebar begini, kemarin rasanya biasa saja. 
 "Assalamualaikum, dimana ki' K?"kataku yang sok sopan
 "Di jalan ka ini de mau ke daya" jawabnya. Sepertinya sedang mengendarai motor.
 " K Irin, K Andirga lagi dijalan mau ke daya, bagaimana  mi ? kataku berbisik saambil menutup hape dengan tanganku agar tidak kedengaran
 "Bilang saja kita mau ketemuan, kalau mau datang nanti di sms tempatnya" kata K Irin yang juga berbisik
 " K saya berdua sama K Irin disini, mau ki' na ajak ketemuan. Kalau mau ki nanti di sms ki tempatnya K" kataku jelas
 "Oh iye de, sms ma saja tempatnya kalau sempat kesana ja itu, nanti saya hubungi ki" katanya
 "Iye pale K, makasih, assalamualaikum" belum sempat dia membalas salam ku. Perbincangan itu ku akhiri sepihak karena azan magrib tengah berkumandang.

***
Sambil menunggu pesanan kami, aku dan K irin melanjutkan perbincangan kami yang tiada habisnya, tiba-tiba hapeku berdering.
 "Iye K, ada ma ini di Popsa K, dimana ki ini? tanyaku
 "Di bagian mana ki de?" suaranya dari telpon
 "Di bagian belakang K, tempat duduk kayu itu yang mirip sofa menghadap ke laut ini"
 "Oh iye de tunggu ma, ada ma di parkiran ini"
 "Oke K"
 Selang beberapa menit, Dia datang dengan kemeja abu-abunya. Entahlah kenapa jantung ini terus saja berdebar lebih cepat dari biasanya. Gugupkah?mungkin, tapi karena apa? jangan tanya aku pun bingung dengan itu. Kami pun bercerita sana-sini. Tiba-tiba K Andirga bertanya sesuatu yang membuatku kaget dan hampir saja menumpahkan isi mulutku.
 "Bagaimana kabarnya sang kekasih ta de, Angga?" tanyanya sambil meletakkan gelas jus yang berisi alpukat itu.
 " Iye K, Owh.. putus ma K" jawabku sambil menegukkan air ditenggorokan.
 "Ehh... kenapa bisa?" tanyanya lagi. Ah.. orang ini rasanya mau di tabok. Baru putus juga di tanya terus. Gak tau yah kalau saya ini lagi galau karena patah hati. Arghhh... orang ini.
 "Yah... karena sesuatu jadi tidak bisa bersama lagi" jawabku misterius
 " Lama mi kah?"Tanyanya lagi. Aduhhh... nih cowo cerewat juga yah.pikirku
 "Sekitar dua bulan lalu K" kataku sedikit kesal
 Aku pun berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain, tapi dia senyum sumringah begitu. Heran. Kenapa si cowo cerewet itu sepertinya baru dapat undian. Ada senyum merekah yang tak terbendungi. But, whatever i ain't care.pikirku. Pertemuan itu di akhiri dengan foto bareng dan kami pulang ke rumah masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar