Jumat, 29 April 2016

hampir 'TERBAWA ARUS'

Makassar, 17 April 2015

Suatu ketika aku terbawa arus sungai yang sangat deras. sekitar setengah jam yang lalu. Aku berada di sepanjang sungai ini, berteriak meminta pertolongan tapi alhasil tak ada yang mendengarku. Tapi tanganku masih kuat untuk melambai, berharap ada yang lewat dan melihat lambaian tanganku ini. Mata yang lelah, sudah setengah tertutup dari kejauhan kulihat seseorang dengan tas dipunggungnya menoleh kearahku. Tanganku terus melambai, aku lelah dan tak sadarkan diri.

***
Kubuka mata perlahan, ku harap aku ada di surga. Dan ternyata tidak. Kudapati diriku dalam 'sleeping bag' dengan tungku didepanku yang sedang membara. Nampak dari belakang sosok lelaki. Dan ketika dia menoleh sambil tersenyum, ku pastikan dia seorang lelaki. Mungkin sebaya denganku.

Perkenalan kami dimulai kala itu. Aku nyaman dan tidak merasa sendiri di hutan belantara tak bernama ini. Dia tertawa, tersenyum dan menemaniku mengelilingi hutan tak berpenghuni ini. Entah siapa dia?. Dia mulai mengajariku berenang agar ku tak tenggelam lagi. Perlahan sedikit demi sedikit dia mengajariku dengan sabar dan telaten. Aku tidak pernah melihat amarahnya jika aku melakukan kesalahan dia hanya tersenyum. Sampai akhirnya aku bisa berenang sendiri tanpanya. Dia hanya memperhatikanku dari kejauhan. Kami dekat, saling bertukar cerita. Dia adalah seorang pengelana, kebetulan numpang lewat di sekitar sini. Dan aku orang tersesat dan tak tahu sama sekali lingkungan tempatku berputar saat ini.

Dia tak hanya mengajariku berenang, tetapi banyak hal. Suatu ketika, aku berenang seperti biasa tapi memang aku lupa pemanasan dulu dan alhasil kakiku kram. Aku sudah ditengah-tengah sungai tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya memanggil satu nama, berteriak sekeras-kerasnya tapi dia tak jua muncul. berulang kali kepalaku masuk kedalam air. Iya, kembali lagi memoriku beberapa bulan lalu. Dalam kondisi yang sama. Seseorang yang aku anggap sebagai penyela Kalimatku, yang mengobati luka-lukaku. Kini hilang entah kemana. Jauh sekali arus ini membawaku pergi dari tempatku semula. Kemudian aku berpegang pada ranting kayu. Bertahan, berusaha melawan arus. Dan kembali aku sendiri lagi. Kali ini aku harus sendiri lagi. Kali ini aku harus lebih hati-hati lagi, harus lebih banyak belajar renang lagi, mengobati luka sendiri dan menunggu seseorang yang bisa mengeluarkanku dari hutan ini. Aku tak butuh belajar renang lagi. Tapi aku berharap seseorang yang akan datang kan membawaku pergi bersamanya. Penyelamat dan obat dari segala luka. Dan yang tak pernah menghilang,

Cagey_Ivaa
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar